Wednesday, June 24, 2009

Sepuluh keutamaan Lapar (bag. 1)

Syaikh Imam al Ghazali ra, berkata: "Barang siapa yang melaparkan perutnya karena membenarkan apa yang datang dari agama mengenai keutamaan lapar, maka ia akan mendapatkan manfaat dari lapar itu sendiri meski tidak mengerti manfaat itu.

Sama seperti orang yang meminum obat, pasti ia akan mendapatkan manfaat darinya, meskipun tidak mengerti bahwa obat itu berkhasiat. Demikian pula dengan lapar, karena dapat menajamkan hati atau indra keenam."

Menurut syaikh Imam al Ghazali ra, bahwa lapar itu memiliki sepuluh tingkatan, yakni:

1. Menjadikan hati bersih, menimbulkan cahaya akhlak dan mencerahkan mata hati.
Sesungguhnya kenyang itu menyebabkan kebodohan, membutakan hati dan memperbanyak uap pada otak menyerupai gula. Sehingga mengandung tambang-tambang pemikiran. Kenyang membuat hati menjadi berat diajak berpikir dan lamban menangkap ilmu pengetahuan. Bahkan anak kecil jika banyak makan, ingatannya menjadi lemah. Hatinya bebal dan menjadi orang yang tidak cerdas.
Rasulullah saw, bersabda:
(ah yuu u quluu bakum biqillatid dohki wa qillatis syab'i wa toHHiruu Haa biljuu 'itasfuu wataroqqu,)
'Hidupkanlah hatimu dengan sedikit tertawa dan sedikit kenyang, serta sucikanlah ia dengan lapar. Pasti hatimu menjadi suci dan lembut."

Sabdanya lagi:
(man a jaa 'abaTnaHu 'adzumat fikro tuHu wa faTuna qolbuhuu,)
"Barang siapa yang melaparkan perutnya, pasti pikirannya luas dan cerdas hatinya."

Ibnu Abbas berkata: Rasulullah saw, bersabda:
(man syabu'a wa naama qosaa qolbuHuu tsumma qoo la likulli syai' za kaaH,)
"Barang siapa kenyang dan tidur, pasti hatinya keras." Kemudian beliau bersabda lagi: "Setiap sesuatu mempunyai zakat dan zakatnya badan adalah lapar."(HR. Ibnu Majah)

2. Lapar membuat hati menjadi lembut dan bersih, sehingga mudah untuk berdzikir.
Banyak orang yang melaksanakan dzikir dengan lisannya, tetapi hatinya tidak dapat merasakan kenikmatan dari apa yang diamalkan. Antara lisan dan hati seakan-akan terhalang oleh sebuah dinding yang tebal.

3. Dengan lapar sifat sombong akan terkikis serta menghilangkan perasaan kufur nikmat.
Karena kufur nikmat adalah merupakan kejahatan serta kelalaian terhadap Allah swt.

Selama manusia tidak mau melihat kehinaan dan kelemahan dirinya, maka ia tidak dapat melihat kemuliaan serta keperkasaan Tuhannya. Sesungguhnya kebahagiaan manusia adalah jika ia terus menerus melihat dirinya dengan kehinaan dan kelemahan, kemudian menyaksikan kemuliaan Allah. Karena dengan lapar pula seseorang akan merasa butuh kepada Tuhannya.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar