Saturday, June 6, 2009

Pertimbangan Khusus dalam Perawatan Ginekologi (bag. 1)

Pertama: USIA
1. Anak-anak
Anak-anak yang mengalami masalah ginekologis, termasuk nyeri panggul, memberi tantangan yang unik. Pemberi pelayanan pediatrik biasanya melakukan perawatan kesehatan bagi anak-anak yang mengalami masalah ginekologi. Namun, saat tidak ada ahli ginekologi pediatrik, bidan dapat melakukan perawatan di bawah konsultasi ahli pediatrik. Penggunaan gambar atau boneka dapat menjadi alat yang berguna untuk mendapatkan gambaran atau riwayat gangguan kesehatan secara akurat. Satu orang harus selalu melakukan evaluasi hal-hal yang mencurigakan terhadap adanya penganiayaan pada anak-anak yang menimbulkan nyeri panggul dan melanjutkan tindakan sesuai dengan protokol atau langkah-langkah praktik Anda atau institusi Anda. Pengkajian panggul pada anak-anak harus secara jelas dilakukan dengan sensitif dan dengan sangat hati-hati, serta kebutuhan terhadap penggunaan spekulum dengan ukuran yang tepat.

2. Remaja
Penanganan bagi remaja untuk masalah ginekologis juga menimbulkan masalah kesehatan khusus. Kebutuhan akan keragasiaan juga harus selalu diimbangi dengan persyaratan legal tentang pemberitahuan dan pelibatan orang tua dalam perawatan. Pada kasus-kasus ketika terjadi konflik manajemen antara orang tua dan remaja, sangat penting untuk mencoba dan memilah rangkaian tindakan yang terbaik, baik bagi keluarga dan remaja putrinya. Bidan harus menghargai otonomi remaja dan kemampuan mereka dalam membuat keputusan yang aman, sama halnya dengan pandangan unik remaja tentang pilihan kesehatan dan kehidupannya. Masalah yang dapat menimbulkan konflik bagi bidan sebaiknya menjadi bahan diskusi dengan teman-teman seprofesi. Seseorang harus menyadari pengelompokkan masalah hukum dalam perawatan untuk remaja saat tidak didampingi orang tua, dan hukum negara bagian atau yang terkait dengan pelayanan kesehatan untuk kaum minoritas. Sebagai contoh, dibeberapa negara bagian, remaja "dibebaskan" mencari perawatan untuk kehamilan, keluarga berencana, atau terapi untuk infeksi menular seksual. Demikian juga masalah-masalah dalam evaluasi nyeri panggul, massa panggul, atau disfungsi siklus menstruasi termasuk aktivitas seksual, kehamilan terdahulu dan saat ini, penyakit menular seksual terdahulu dan saat ini, sifat dari aktivitas seksual remaja, penganiayaan terdahulu atau saat ini, gangguan pola makan, dan penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol.
Gadis remaja juga menjalani evaluasi ginekologi yang berdasarkan persepsi mereka dan kemungkinan adanya kesalahan informasi yang berkaitan dengan fungsi dan sensasi menstruasi normal serta fungsi gastrointestinal normal (sumber: Rome, E. S., and Gidwani, G. P. Pelvic pain in the adolescent. In Steege, J. F., Metzger, D. A., and Levy, B. S (Eds.) Chronic Pelvic Pain: An Integrated Approach. Philadelphia, PA: W. B. Saunders, 1998, pp. 91-100) DAN (Hewitt, D. D., and Brown, R. T. Acute and chronic pelvic pain, in female adolescent. Med. Clin. North Am. 84(4): 1009-1025, 2000).
Citra tubuh sering kali memiliki dampak langsung terhadap bagaimana wanita muda merasakan sensasi dan perubahan perkembangan tubuhnya. Gangguan citra tubuh atau gangguan pola makan dapat memberi warna dalam sudut pandang gadis remaja tentang kesehatan ginekologisnya. Keinginan untuk mengendalikan fungsi tubuh seseorang merupakan salah satu alasan remaja mencari pelayanan kesehatan. Penggunaan laksatif yang salah atau pembatasan makanan dapat menimbulkan distres gastro intestinal atau konstipasi, dengan kedua hal tersebut dapat diinterpretasikan sebagai masalah ginekologis. Tingkat aktivitas remaja, terutama atlit muda, juga dapat menjadi salah satu faktor yang berperan dalam terjadinya cedera muskuloskeletal yang menimbulkan nyeri panggul. Setiap kali kontak dengan remaja, berikan kesempatan khusus untuk mengevaluasi kebutuhannya akan informasi terkait kesejahteraan seksual, kontrasepsi, dan penyalahgunaan zat seperti mengisap rokok dan diet. Pelaksanaan pemeriksaan panggul awal pada wanita muda juga memberikan kesempatan unik bagi bidan untuk mengenalkan kepada remaja tentang perawatan kesehatan yang tidak menimbulkan trauma, menghargai, dan memberikan penguatan diri.

3. Wanita Lansia (bag. 2)...

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar